Latest Updates

Pelajaran Kisah Sakaratul Mautnya Sahabat Sya'ban RA

Pelajaran Kisah Sakaratul Mautnya Sahabat Sya'ban RA
MATERI KAJIAN MASJID NURUL QOMAR 28-11-2015 MT-IBU2
“PENYESALAN SAKARATUL MAUT SAHABAT SYA’BAN RA”
Belajar dari kisah sukses orang2 terdahulu yaitu para sahabat ridwanullah ajmain radiallahu anhu, orang2 yang telah disebutkan oleh Allah dalam Alquran yang telah mendapat gelar tertinggi yaitu RA Radiallahu ‘anhu..

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. QS. At-Taubah 100


Alkisah seorang sahabat bernama Sya’ban RA.
Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat – sahabat yang lain.
Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid.
Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah senderan atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.
Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah.
Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa.
Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya kepada jemaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.
Namun tak seorangpun jemaah yang melihat Sya’ban RA.
Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang.
Khawatir sholat subuh kesiangan, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat subuh, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA.
Namun tak ada seorangpun yang menjawab .
Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.
Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.
RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumah Sya’ban RA.
Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.
Rombongan Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha
( kira-kira 3 jam perjalanan).

Sampai di depan rumah tersebut beliau Shallallahu `alaihi Wa Sallam mengucapkan salam.
Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut. “
Benarkah ini rumah Sya’ban RA?” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya.
“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut. “
Bolehkah kami menemui Sya’ban RA, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” .
Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“ Beliau telah meninggal tadi pagi”
InnaliLahi wainna ilaihirojiun…SubhanalLah ,
satu – satunya penyebab dia tidak solat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya….
Beberapa saat kemudian istri Sya’ban  bertanya kepada Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam
“ Ya Rasul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing – masing teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya”.
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam .
Di masing – masing teriakannya dia berucapkalimat
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Rasulullah melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 yang artinya:
“ Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari itu amat tajam “
Saat Sya’ban RA dalam keadaan sakratul maut…
perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Apa yang dilihat oleh Sya’ban RA ( dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.

Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban RA melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke Masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.
Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah – langkah nya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk sorga ganjarannya.
Saat melihat itu dia berucap:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban RA, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.
Dalam penggalan berikutnya Sya’ban RA melihat saai ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dinginyang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju. Sya’ban RA sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar. Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dengan baju yang lebih bagus.
Dalam perjalanan ke tengah masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan. Sya’ban RA pun iba , lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama – sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.
Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.
Sya’ban RA pun kemudian melihat indahnya sorga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut.
Kemudian dia berteriak lagi :
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “
Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban RA.
Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.
Berikutnya Sya’ban RA melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Bagi yang pernah ke tanah suci sudah tentu mengetahui sebesar apa ukuran roti arab (sekitar 3 kali ukuran rata-rata roti Indonesia)
Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberikan sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.
Melihat hal tersebut , Sya’ban RA merasa iba . Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama – sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu , dengan porsi yang sama… Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian memperlihatkan …. ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan sorga yang indah.
Demi melihat itu diapun berteriak lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Sya’ban RA kembali menyesal .
Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat sorga yang lebih indah
Masyaallah,
Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal.
Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas …konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.
Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diakhirkan
Sering sekali kita mendengar ungkapan – ungkapan berikut :
“ Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam”
“ Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam”
“ Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya”
Namun lihatlah Masjid tetap saja lengang dan terasa longgar.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Mengapa demikian?
Karena apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta'ala itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal. Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak pernah meleset. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membuka hijab itu pada saatnya.
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan….
Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut. Namun ternyata dia tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah sia – sia.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal…..
Mudah-mudahan kisah singkat ini bermanfaat bagi kita semua dalam mengarungi sisa waktu yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kita.
Aamiiin.....

IBROH/PELAJARAN YG BISA KITA AMBIL :
1.       Penyesalan itu selalu datang pada waktu2 belakangan/hampir habis maka dari itu persiapkanlah bekal kita sebelum waktunya habis. Surat Al-Munafiqun.63-10 Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
2.       Amal apapun perbuatan kita saat ini akan dinilai oleh Allah SWT maka waspadalah, ingatlah nasehat jibril kepada Nabi : Wahai Muhammad Hiduplah sekehendakmu tetapi sadarlah bahwa engkau akan mati, Cintailah orang yg engkau cintai tetapi ingatlah bahwa engkau akan berpisah juga denganya, Berbuatlah sekehendakmu tetapi sadarlah engkau akan dibalas menurut amalmu. Surat Yasin 54 Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan “Falyauma lat, Surat At-Takatsur 8 “Tsumma latun alunna yaumaidzin … kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
3.       Hidup kita didunia ini hanya sekali saja maka jangan sia-siakan, mari beramal sebaik mungkin dan bertobat sebelum ajat menjemput, jangan tunggu nanti, nanti keburu mati, jangan tunggu kapan, kapan nanti keburu dikafani…  Surat Al-Qoriah 6-11 “Maka adapun orang yg berat timbangan kebaikanya maka dia berada didalam kehidupan yang memuaskan, dan adapaun orang yg ringan timbangan kebaikanya, maka tempatnya adalah neraka hawiyah.
4.       Wallahu a’lam bishowab..
Simaklah Nasehat terkahir ini bersungguh-sungguhlah: "Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan menemuinya setelah kematiannya adalah: ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mush-haf yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai (air) yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang dikeluarkannya dari hartanya diwaktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan menemuinya setelah dia meninggal dunia".

Semoga apa yang kita baca dan kita dengar ini dapat sama-sama kita amalkan dan lebih baik lagi apabila kita mampu menyampaikan kepada keluarga, teman ataupun saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Yaa Allah jadikan kami, keluarga kami, istri anak keturunan kami, tetangga2 kami, masyarakat kami, jamaah kami menjadi orang yang selalu Istiqomah dalam ketaan kepadaMu sampai akhir hayat kami.
Jadikan kami Yaa Allah sebagai asbab hidayah kebaikan bagi sebanyak-banyak umat, amiin yaa rabbal ‘alamiin.

Wassalamualaikum wb wb
Cilegon, Sabtu 28 November 2015

Supriyanto

DAHSYATNYA KEUTAMAAN ILMU / NGAJI / TA'LIM

DAHSYATNYA KEUTAMAAN ILMU / NGAJI / TA'LIM
keutamaan majelis ilmu
Sekarang ini sudah banyak orang yang males ngaji hadir di majelis ilmu/taklim, merasa sudah pintar dan lain sebagainya, padahal kalau kita tahu bahwa Ngaji / Taklim/ Menuntut Ilmu itu banyak sekali atau dahsyat sekali faedah dan keutamaanya. Orang yg berilmu dengan orang yg tidak berilmu ibarat orang jalan dimalam hari dengan membawa obor/senter/dian/pelita dan orang yg nggagap / berjalan tanpa lampu. Naah banyak sekali dalil Quran maupun hadist nabi tentang keutamaan dahsyatnya ilmu ini diantaranya :

Allah SWT akan mengangkat derajat orang beriman dan berilmu
….Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”(Surah al-Muj±dalah/58: 11)

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya.

Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga.

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3643), At-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78-Mawaarid), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu

“Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).” [7] Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3510), Ahmad (III/150) dan lainnya, dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Lihat takhrij lengkapnya dalam Silsilah ash-Shahiihah (no. 2562).

Rasuulullaah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

“Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka berzikir kepada Allah تَعَالىَ dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada mereka: Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti 
dengan berbagai kebaikan.” (HR.Ath-Thabrani disohihkan Al-Albany dalam Al-Jami’, 5610)

Dan masih banyak lagi bila kita kumpulkan namun apalah artinya hanya sekedar mengumpulkan dalil tanpa amal. Mari kita ngaji lagi, hadir di majelis ilmu dan biasakan kita dirumah2 hidupkan juga majelis ilmu, caranya kumpulkan semua anggota keluarga, luangkan waktu misalnya setiap selesai sholat magrib kemudian salah satu membaca Alquran dan artinya atau juga membaca kitab2 hadist Riyadusholihin, Fadhilah amal dan lain2 yg intinya menghidupkan majels Ilmu di dalam keluarga. Ini merupakan salah satu cara untuk mengajak keluarga kita mudah dalam mengamalkan agama/perintah Allah, karena kewajiban kita tidak hanya bertanggung jawab pada bagaimana keluarga anak istri kelaparan makanan/minuman namun bagaimana keluarga kita selamat dari adzabnya api neraka.(Makna Ath-Tahrim : 6)

Ayo kita mengaji agar hidup kita semakin berarti.

Salam Sukses Super Mulia

Mas Priyanto






Dahsyatnya Manfaat Buah Sehat Kuat

Beberapa minggu yang lalu saya mendapat nasehat yg cukup berharga mengenai cara sehat murah dengan buah tomat. Gara2 sering batuk, flu, masuk angin biar gak kambuh2 lagi ternyata terapinya gampang dan murah yaitu konsumsi buah tomat.
Tomat megandung vitamin hebat , carannya :
1. Makan tomat 2 butir dalam keadaan perut kosong. Jangan dijus tapi harus dimakan digigit.
2. Lakukan terus selama 7 hari berturut2 hasilnya luar biasa sehat.
3. Terapinya cukup gampang sebelum makan baca doa kesehatan, makan 2x sehari cukup dan Alhamdulillah sehat.

Semoga bermanfaat
Salam Sukses Super Mulia
Mas Priyanto pintulangit@gmail.com

Keprihatinan Pada Kondisi

Beberapa waktu ini saya cukup prihatin atas apa yang terjadi pada umat Islam khususnya dan negara pada umumnya. Kenapa sih ya sepertinya umat islam ini kondisinya makin tertinggal, padahal dikatakan kita itu umat yang terbaik yg dikeluarkan ditengah2 manusia. Ada apakah gerangan? Apa yang salah? Padahal kalau kita belajar sejarah dulu Islam itu bisa menguasai 2/3 dunia dan berjaya sebagai pemimpin dari umat manusia dibumi.
Padahal coba kalau kita lihat dari berbagai Firman Allah dan janji-Nya :

" Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskan--Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."

“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku “ ( Qs An- Nur : 55 ) .

“ Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hamba-Ku yang saleh.  Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah (Allah).” ( Qs Al Anbiya : 105-106 )


Lantas siapa yang dimaksud dengan orang-orang bertaqwa dan sholeh yang akan mewarisi bumi dan  berkuasa di atasnya ?
Kenapa seolah kita masih dikuasai oleh orang lain? Bumi Air dan kekayaan didalamnya belum kita kuasai. Teknology dan berbagai penemuan modern? Padahal lihatlah dahulu para penemu dibidang kedokteran/kesehatan, matematika,dll para penemunya adalah tokoh2 muslim. Saat ini Kita solah hanya dimanfaatkan saja.
Bagaimana ini ya? Harus berbuat seperti apa?
Apakah kita itu sudah benar2 lalai kepada Sang Pemberi janji??
Renungkan renungkan dan renungkan?
Ayo kita berbuat dengan kerja yang lebih nyata lagi dan sambil introspeksi diri bahwa mungkin kita sudah benar2 lalai pada perintah2 Allah sehingga pintu seolah masih terhijab. Wallahu a'lam

Mas Priyanto