Latest Updates

DAHSYATNYA MEMBACA AL-QURAN 100 AYAT DI MALAM HARI...!!!

Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan ditujukan kepada kita sebagai umatnya, bahkan membacanya saja mendapat pahala yang besar di sisi Allah dan merupakan salah satau ibadah / amal sholeh yang baik bagi kita yang harus kita amalkan. Renungkanlah nasehat2 bijak ini  Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda,
Barangsiapa menjaga shalat-shalat fardhu, maka tidak akan dicatat dalam golongan orang-orang yang lalai. Dan barangsiapa membaca seratus ayat pada malam hari, maka ia akan dicatat dalam golongan orang-orang yang taat.
(Hr. Ibnu Khuzaimah, Hakim, Shahih menurut syarat Bukhari Muslim).
Hasan Basri rahmatullah alaihi. meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda,
Barangsiapa membaca seratus ayat al Qur’an pada malam hari, maka ia akan diselamatkan dari tuntutan al Qur’an. Barangsiapa membaca dua ratus ayat, maka akan mendapat pahala ibadah sehari semalam dan barangsiapa membaca lima ratus sampai seribu ayat, maka akan mendapatkan satu qinthar.” Sahabat bertanya, “Apakah qinthar itu?” beliau bersabda, “senilai 12.000 (dirham atau dinar)
.Membaca Al-Quran dan Mengamalkan akan mendaatkan syafaat yang BESAR:
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Ayo kita targetkan baca Al-Quran semampu kita minimal 100 ayat terutama malam hari. Lakukan dengan Istiqomah dan semoga Allah golongkan kita menjadi hamba-hamba yang selalu bersyukur dan beruntung dunia akherat, amiiin.
BACA JUGA CARA BUANG PENYAKIT DENGAN UNIK DAN MUDAH
Semoga bermanfaat
Salam Sukses Super Mulia
Mas Priyanto-Cilegon


Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka??? Waspadalah..!!!

Renungkan nasehat baik ini jangan sampai Tabungan Akherat kita dimakan rayap...!!!! Waspadalah!!
"Muslim itu Yang Baik Sosialnya, Bukan Hanya Yang Rajin Ibadah"
By : Ahmad Zarkasih, Lc

Dalam banyak teks syariah, baik al-Quran atau juga hadits-hadits Rasulullah s.a.w., banyak dijelaskan bahwa memang agama ini tidak hanya menuntut umatnya untuk menjadi orang yang shalih ritual yang bentuknya vertikal hanya kepada Allah s.w.t., tapi juga agama ini menuntut umatnya untuk jadi orang yang shalih sosial, yang keshalihannya berbentuk horizontal menjadi rahmat bagi sekitar dan sekalian alam.
Ibadah ritual yang bentuknya vertikal, yang tidak ada hubungan manusia di dalamnya sering digambarkan dengan shalat. Nah dalam al-Qur’an perintah shalat itu ada di 17 tempat. Sedangkan zakat yang merupakan ibadah horizontal, yang punya dimensi sosial disebutkan dalam al-Qura’n di 30 tempat. Dengan redaksi sedekah ada di 12 tempat. Kalau digabung dengan ibadah-ibadah lain yang juga punya dimensi sama; yakni sosial, seperti infaq, memberi makan si miskin, menyantuni kaum papa jumlahnya mencapai 60 tempat dalam al-Qur’an.
-masih dalam zakat- Ulama semua sepakat bahwa amat sangat dianjurkan, bagi mereka yang kaya harta untuk mengeluarkan zakat dan diberikan untuk mustahiq yang ada di dekatnya. Artinya mustahiq yang ada di sekitar tempat tingga si kaya itu jauh lebih berhak utnuk diberikan jatah zakatnya dibanding dengan kaum fakir atau miskin yang berada di wilayah berbeda. Syariah ini membenci (makruh) orang kaya yang mengeluarkan zakatnya tapi jauh dari tempat tinggalnya. Akhirnya zakatnya tidak memberikan dampak sosial bagi sekitar. Padahal zakat adalah ibadah yang punya dimensi sosial lebih banyak dibanding dimensi vertikalnya.
Ini bukti bahwa agama ini tidak hanya mementingkan keshalihan ritual dan spritual yang sifatnya vertikal. Akan tetapi agama ini juga menuntut adanya keshalihan sosial pada diri muslim; menjadi rahmat bgai sekitarnya. Jadi, hubungan horizontalnya mesti sama bagus sebagaimana bagusnya hubungan vertikal. Begitu juga sebaliknya, vertikal tidak boleh diabaikan hanya karena horizontal. Artinya shalih sosial tidak kalah penting.
Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka
Coba kita lihat. Dalam shahih muslim disebutkan bahwa nanti di hari kiamat ada orang yang banyak pahala, di dunia rajin ibadah, shalat tidak pernah lewat, zakat selalu tepat, haji tidak hanya sekali, puasa tidak pernah alpa. Tapi nyatanya pahala-pahala itu semua tidak berguna, lantaran orang tersebut sosialnya tidak beres. Rajin menghina, gemar mencaci dan menuduh, membunuh tanpa sebab. Akhirnya bangkrut karena pahalanya diberikan kepada mereka yang pernah menjadi korban kegoisannya. Rajin sih ibadahnya, tapi dengan sekitar tidak shalih. Allah s.w.t membatalkan masuk surga karena horizontalnya rusak.
وعن أبي هُريرةَ - رضي الله عنه - : أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ إنَّ المُفْلسَ مِنْ أُمَّتي مَنْ يأتي يَومَ القيامَةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزَكاةٍ ، ويأتي وقَدْ شَتَمَ هَذَا، وقَذَفَ هَذَا ، وَأَكَلَ مالَ هَذَا ، وسَفَكَ دَمَ هَذَا ، وَضَرَبَ هَذَا ، فيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ ، وهَذَا مِنْ حَسناتهِ ، فإنْ فَنِيَتْ حَسَناتُه قَبْل أنْ يُقضى مَا عَلَيهِ ، أُخِذَ منْ خَطَاياهُم فَطُرِحَتْ عَلَيهِ ، ثُمَّ طُرِحَ في النَّارِ. رواه مُسلم
Dari Abu Hurairah r.a. Rasul s.a.w. bersabda: orang yang bankrut nanti di hari kiamat itu ialah yang datang –kepada Allah- dengan membawa pahala shalat, zakat, akan tetapi –di dunia- ia telah mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain tidak haq, menumpahkan darah yang lain, memukul orang lain. Maka kebaikannya diambil dan diberikan kepada korban-korbannya. Sampai jika kebaikannya habis dan tanggungannya belum selesai, kesalahan –dosa- yang ada pada orang-orang –korban- tersebut diambil dan ditimpahkan kepadanya. Kemudian ia dilempar ke neraka. (HR muslim)
Muslim = Jaga Lisan & Tangan
Dalam kitab shahih al-Bukhari, Nabi s.a.w. menyebutkan dengan singkat dan padat tentang siapa itu muslim.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِ
Muslim itu adalah yang muslim lainnya terjaga dari keburukan lisan dan tangannya. (HR. Al-Bukhari)
Beliau s.a.w. mengatakan muslim itu yang muslim lainnya selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Jadi kalau ada yang mengaku muslim, taat kepada al-Quran, patuh dengan hadits-hadits Nabi s.a.w. tapi mulutnya kotor, rajin menghina, doyan mencaci, gampang menuduh, kalau merujuk kepada hadits shahih Imam al-Bukhari tersebut, cacat status muslimnya.
Ini bukti pentingnya menjadi pribadi yang shalih sosial, saking pentingnya Nabi s.a.w. sampai mendefinisikan muslim itu dengan makna sosial. Bahwa muslim itu yang baik lisannya, dan ramah tangannya kepada sesama. Bukan yang rajin shalatnya, getol puasanya saja. Tapi yang bergaul dengan akhlak baik kepada sesama, itu muslim.
Muslim Harus Jaga Tetangga
Masih dalam shahih al-bukhari, Nabi s.a.w. mengatakan bahwa “laa yu’min”, tidak beriman, sampai 3 kali nabi mengatakan itu. Tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman, orang muslim yang tidak menjaga tetangganya dari musibah. Mungkin memang tidak bisa menolak musibah datang, akan tetapi maksudnya jangan sampai kita cuek dengan tetangga dan sekitar. Cuek akan kesusahan tetangga, ngga mau tahu dan selfis.
والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن قالوا من ذلك يا رسول الله قال من لا يأمن جاره بوائقة
Rasul s.a.w. bersabda: “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman”. Para sahabat bertanya: “siapa yang tidak beriman ya rasul?”. Beliau menjawab: “dia yang tidak menjaga tetangganya dari musibah”. (HR al-Bukhari)
Dalam riwayat imam al-Hakim, juga disebutkan dari sahabat Ibnu Abbas r.a. bahwa seorang muslim tidak beriman, maksudnya imannya tidak sempurna, yakni orang muslim yang tidur kekenyangan akan tetapi tetangga kelaparan.
ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ليس المؤمن الذي يشبع وجاره جائع
Dari sahabat Ibn Abbas r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “seorang muslim tidak beriman jika ia kekenyangan sedangkan tetangganya kelaparan.” (HR al-Hakim)
Lagi-lagi urusan horizontal menjadi tolak ukur keimanan. Artinya makin baik horizontalnya seorang muslim, makin tinggi keudukan imannya di hadapan Allah s.w.t., juga sebaliknya, makin rendah perhatian muslim soal hubungan horizontalnya, makin rendah pula keudukan imannya. Dan yang membuat tolak ukur tersebut adalah Nabi s.a.w., bukan siapa-siapa.
Orang Munafiq yang Hubungan Sosial-nya Buruk
Lagi. Dalam shahih al-bukhari, Nabi menjelaskan siapa itu orang munafiq;
1.   [idza Hadatsa Kadzaba] yakni orang yang berbohong jika berbicara,
2.   [idza wa’ada akhlafa] selalu mengingkari jika berjanji, dan
3.   [idza u’tumina khana] selalu berkhianat jika diberi amanat.
Lihat Nabi s.a.w. memberikan ukuran munafiq itu bukan dengan nilai-nilan ibadah ritual, tapi beliau s.a.w. membuat ukuran munafiq dengan sikap-sikap sosial.
Maka aneh kalau makin rajin beribadah, tapi makin jauh dengan warga. Aneh juga kalau rajin ibadah tapi makin rajin menghina, gemar memantik perpecahan, ogah bergaul, gampang menuduh, selalu curiga. Makin rajin ibadah tapi makin galak kepada sekitar, makin rajin ibadah tapi kasar dan tidak ramah kepada kerabat. Mesti ada yang keliru dalam ibadahnya.
Aneh, jika makin ibadah tapi makin kencang rasa dalam hati: “saya lebih baik dari yang lain”!. Aneh. Karena “aku lebih baik dari yang lain”, itu bukan manhaj-nya Nabi, melainkan manhajnya Iblis –laknatullah- yang mengatakan “ana khirun minhu”.
Manhaj-nya Nabi s.a.w. itu: “Shil man qata’ak, wa a’thi man haramak, wa’fu ‘amman dzalamak”!. Sambung silaturahim walau ia sudah memutuskan, beri hadiah walau ia sudah jahat, dan manfaatkan mereka yang sudah mendzalimi.
Mestinya orang yang makin rajin ibadahnya, akan nampak sikap positif yang menterjemah dalam kehidupan dan berdampak sosial baik kepada sesama.
Kerasnya, dalam al-Bukhari dan Muslim, Nabi dengan tegas mengatakan bahwa tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Nabi s.a.w.: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahmi!”. (HR al-Bukhari)
sumber : rumahfiqih.com

Waspadalah, selalu koreksilah dan lihatlah sudah berapa banyak tabungan kita di akherat? Waspadalah kemungkinan dimakan rayap-rayap kesombongan, keangkuhan, riya dlsb..

Semoga bermanfaat...
Salam Sukses Super Mulia

Mas Priyanto

Dahsyat dan Ajaibnya Keutamaan Wudhu Sebelum Tidur...!!!

Dahsyat dan Ajaibnya Keutamaan Wudhu Sebelum Tidur...!!!
Saudaraku dimanapun anda berada dikesempatan ini saya mengajak untuk mengamalkan sesuatu yang kelihatanya sepele tapi hasilnya / fadhilah dan manfaatnya dahsyat luar biasa, yaitu membiasakan wudhu sebelum tidur. Biasanya kalau kita mau tidur atau anak2 kita mau tidur para orang tua selalu bilang "ayo cuci kaki dulu, gosok gigi dulu..!!" naah ternyata Islam mengajarkan yang lebih dahsyat yaitu sempurnakan cara kita dgn berwudhu sebelum tidur, mulai sekarang ajak anak-anak / anggota keluarga kita untuk berwudhu jangan hanya gosok gigi tapi juga semurnakan wudhu dulu sebelum tidur.

Ingatlah bahwa Allah sangat cinta kepada orang yang selalu mensucikan diri & bertaubat 

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." Qs-Albaqoroh:222

Allah telah menentukan berbagai amalan yang bisa dilakukan oleh manusia baik dari bangun tidur hingga tertidur kembali. Amalan-amalan tersebut telah dicontohkan oleh utusanNya yaitu Nabi Muhammad SAW.

Yang selalu Rasulullah lakukan saat menjelang tidur adalah dengan melakukan wudhu terlebih dahulu. Namun banyak orang yang meremehkan amalan tersebut. Padahal terdapat hikmah dan manfaat dibalik berwudhu sebelum tidur. Saat rasa kantuk mulai terasa sangat berat, orang-orang pun lebih memilih untuk langsung tidur tanpa terlebih dahulu berwudhu.

Mengapa wudhu sebelum tidur menjadi sangat penting dan dianjurkan? Selain bernilai ibadah, berikut ini keutamaan atau hikmah dari berwudhu saat akan tidur.

Berwudhu memiliki kemanfaatan dalam segi kesehatan untuk tubuh manusia. Seorang peneliti dari Universitas Alexandria yaitu dr. Musthafa Syahatah telah mengungkap rahasia dibalik pengamalan tersebut. Disebutkan bahwa orang yang rajin berwudhu memiliki kuman yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak berwudhu.

Selain mencegah kuman yang ada di permukaan kulit, melakukan gerakan wudhu seperti istisnaq atau menghirup air akan mencegah terjadinya penyakit pada bagian dalam hidung. Tak hanya membersihkan, berwudhu juga akan mencerahkan kulit dan menjaga kelembaban kulit.

Seseorang yang berwudhu akan selalu dalam keadaan yang suci. Dengan selalu dalam kedaan suci, maka ia telah mendekatkan diri kepada yang telah menjaganya selama hidup yaitu Allah SWT.
Rasulullah pun telah bersabda “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka Malaikat akan tetap mengikuti. Lalu saat ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap “Ya Allah ampunilah hambaMu si Fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a)

Dari Umar bin Harist, Rasulullah bersabda “Barangsiapa tidur dalam keadaan berwudhu, maka apabila ia mati di saat tidur tersebut, ia mati dalam keadaan syahid di sisi Allah”. Dengan kata lain bahwa mereka yang telah berwudhu sebelum tidur dan mati dalam keadaan tidurnya, maka ia memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allah.

Sangat jelas bahwa anjuran berwudhu yang dicontohkan oleh Nabi membawa manusia memperoleh derajat yang tinggi dalam pandangan Allah. Bahkan dengan rutin berwudhu, seseorang akan merasakan beberapa manfaat, yaitu

1. Membuat tubuh menjadi rileks. Ini telah dibuktikan oleh kedokteran dimana terlihat percikan air pada tubuh akan mengendorkan otot yang kaku akibat kelelahan dalam beraktivitas.

2. Dengan berwudhu dapat mencerahkan kulit. Jika Anda tengah berusaha untuk mendapatkan kulit yang cerah lewat berbagai obat yang tidak terlihat hasilnya, cobalah untuk berwudhu karena dapat menghilangkan kotoran yang membandel. Kotoran yang ada pada tubuh bagian luar akan seketika hilang saat dialiri air wudhu.

3. Didoakan malaikat seperti yang telah dijelaskan diatas.

Itulah beberapa hikmah dan manfaat yang bisa didapatkan seorang muslim apabila merutinkan berwudhu menjelang tidur. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah akan selalu mengandung hikmah kebaikan sehingga sangat pantas jika kita semua mengikuti apa yang telah dicontohkannya.

Silakan dibagikan / dishare kepada sebanyak2 orang agar lebih bermanfaat.
Terima kasih,
berbagai sumber dgn tambahan admin 

Aplikasi Pencarian Lafadz Al-Quran Mudah...!!!

Aplikasi Pencarian Lafadz Al-Quran Mudah...!!!
Lafzi - Pencarian lafaz QuranLafziLafzi adalah aplikasi pencari lafaz pada Al-Quran. Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan pencarian ayat dengan lafaz tertentu pada Al-Quran hanya dengan aksara Latin biasa berdasarkan pelafalan pembicara bahasa Indonesia, tanpa perlu mengetikkannya dalam aksara Arab.
Aplikasi ini adalah hasil dari penelitian skripsi Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor oleh Muhammad Abrar Istiadi, S.Kom dengan pembimbing Ahmad Ridha, S.Kom MS.
Ini contoh coba kita masukan kata Fadlan makan akan muncul pada ayat berapa dan surat apa dan sudah pada posisi tersorot berikut artinya. Sungguh lur biasa bagu sekali
http://apps.cs.ipb.ac.id/lafzi/web/search.php?q=fadlan&vowel=on

Ketikkan potongan ayat atau lafaz dalam Al-Quran (tidak harus benar cara penulisannya), contoh:
  • alhamdulillahi rabbil-'alamin
  • innalloha ma'a shoobiriin
  • laa ilaaha illallaah
  • kun fayakuun
Tips: Gunakan spasi untuk pemisah antar-kata agar lebih akurat.

Silakan jika ingin menggunakan ini saya dapat dari seorang kawan, semoga yang membuat aplikasi ini mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT atas ilmunya yang bermanfaat bagi sesama.


Terima kasih,

Mas Priyanto